Entah sejak kapan aku mulai mengenal kalau violet itu adalah warna yang eksotis namun tidak menggairahkan. Gelap tapi tidak menyesatkan.
" hari demi hari, malam berkati. bintang bersahutan, sinar selimuti. sisi bumi yang lain, kau takkan mengerti. hitam, kelam, yang aku alami"
Lirik lagu Kabut Merah. Semua lagu didalam album ini sungguh merubah perspektif kata violet bagiku. Menjadikannya sebuah kata yang sangat mendalam, yang mungkn tidak semua orang mengerti arti violet itu sendiri. Jika mau mendengarkan boleh coba disini.
Teringat jaman myspace dan seorang sahabat yang sedang kuliah dari Bandung mampir kerumah, dengan berbekal cd-r, dia menyimpan lagu-lagu dalam format mp3 untuk dapat aku dengarkan di Batam. Hampir semua lagu-lagu tersebut masih tersimpan rapi dikomputer-komputer yang aku pakai.
Masih dengan Violet, kali ini lagu dengan judul Violet yang dibawakan oleh Hole.
"and the sky was all violet, i want to give violent more violets. and i'm the one with no soul, one above, one below"
Lagu yang keras dan cepat namun terlalu gelap sehingga setiap mendegarkan lagu ini membuat aku menjadi gila. "Tau istrinya Kurt Cobain tak? Nih coba dengerin", kata sahabat yang sama. Memang sebuah lagu yang paling cocok untuk dikenalkan pertama kali. Riff kencang dan teriakan marah, sungguh sebuah kombinasi yang cocok untuk sebuah kata Violet.
Mungkin, film Ungu Violet yang pertama kali mengenalkanku dengan kata violet. Film yang diperankan oleh Dian Sastro ini sangat melekat dimasa remajaku, hampir semua film Dia sebenarnya sangat melekat diingatan. Difilm ini, Rizki Hanggono berperan sebagai fotografer yang menaikkan pamor seorang gadis biasa, Kalin, mejadi seorang model terkenal. Ingat sekali potongan film ketika Kalin difoto diatas rumah kosan/kontrakan Lando, dirooftop kosan/kontrakan dengan latar papan reklame besar. Potongan film ini membuat aku berpikir "apakah semua rumah di Jakarta modelnya seperti ini?" dan memang benar, kebanyakan rumah di Jakarta pasti punya rooftop, ini terbukti ketika aku liburan dan nginap dikosan seorang di Jakarta. Film ini tidak begitu kelam, tapi ya cukup sedih untuk aku yang terlalu mellow bahkan untuk saat ini jika aku menonton kembali film ini. Ungu Violet.
Lalu sebuah album musik berbahaya dari Kubik dengan judul Violet. Album ini yang mulai mengenalkan aku dengan kegelapan yang terpancar oleh sebuah kata violet. Bagaimana tidak, duo Electronic/Dark Wave ini memberikan sample yang lo-fi high-treble, duh coba dengarkan sendiri deh. Lirik-lirik dalam album ini juga berbahaya." hari demi hari, malam berkati. bintang bersahutan, sinar selimuti. sisi bumi yang lain, kau takkan mengerti. hitam, kelam, yang aku alami"
Lirik lagu Kabut Merah. Semua lagu didalam album ini sungguh merubah perspektif kata violet bagiku. Menjadikannya sebuah kata yang sangat mendalam, yang mungkn tidak semua orang mengerti arti violet itu sendiri. Jika mau mendengarkan boleh coba disini.
Teringat jaman myspace dan seorang sahabat yang sedang kuliah dari Bandung mampir kerumah, dengan berbekal cd-r, dia menyimpan lagu-lagu dalam format mp3 untuk dapat aku dengarkan di Batam. Hampir semua lagu-lagu tersebut masih tersimpan rapi dikomputer-komputer yang aku pakai.
Masih dengan Violet, kali ini lagu dengan judul Violet yang dibawakan oleh Hole.
"and the sky was all violet, i want to give violent more violets. and i'm the one with no soul, one above, one below"
Lagu yang keras dan cepat namun terlalu gelap sehingga setiap mendegarkan lagu ini membuat aku menjadi gila. "Tau istrinya Kurt Cobain tak? Nih coba dengerin", kata sahabat yang sama. Memang sebuah lagu yang paling cocok untuk dikenalkan pertama kali. Riff kencang dan teriakan marah, sungguh sebuah kombinasi yang cocok untuk sebuah kata Violet.
Terakhir, entah kenapa waktu yang bersamaan dengan wabah penyakit Covid-19 roll film ini baru selesai diproses dan menghasilkan warna yang sebegitu kelam dan indah. Semoga Covid-19 lekas berlalu.
Kamera : Pentax MX
Film : Viola 50 by @hipercatlab