Dinding Dimensi

12:07 PM

Dinding Dimensi

kuberlari,memecah angin dan memecah keheningan rumah yang sepi.kuberharap bisa terbang kebintang,memetik mereka,dan membawa mereka kerumahku.agar mereka menerangi malamku serta selongsong hatiku yang kian kelam.apa yang dibawakan angin kemataku tidak akan mungkin bisa kuterbangkan kembali.kubiarkan masa demi masa menata kejamnya harihariku,agar aku tenang jika maut menjemputku.

terpesona aku melihat dindingdinding ini.tertutup rapat tanpa cela.entah apa yang menghantui pikiran ini,terus menatap,dan terus mencoba untuk memecahkan misteri dibalik semuanya ini.
seperti aku dapat melihat,kulihat jelas setiap bagianbagian didinding itu,satu per satu,sisi per sisi.ya,inilah dinding dimensi waktuku.tersenyum sejenak.

tersenyum seketika.semua tergambar.titik demi titik dan akhirnya memenuhi setiap bingkai kehidupan.seperti cermin aku hanya menemukan aku yang sama.tapi kali ini beda,aku,bukan aku yang kini.aku ada di dimensi waktu.ya.kini aku tidak sendiri,aku,dia,dia,dan dia.suatu kebersamaan yang indah.aku terangkat dari bumi,terbang,berputar,dan tertawa.indahnya.itulah awal.

hanya seketika aku menatap,kini aku berpindah pada bingkai yang lain.aku,dia,dia,dan dia.hanya aku,dia,dia,dan dia.hitamhitam,semuanya hitam,entah apa maksudnya itu.akupun bingung.aku hanya bisa menangis,menangis,karena mereka semua berpakaian hitam.dan dia,terdiam,membisu tanpa raut wajah.pasi terpancar dari wajahnya,hambar sepertinya.kenapa ini,ada apa?dikotak itu,dia.dingin kurasa mata dan pipiku,hingga kebibir.

sudahlah,itu sudah berlalu.lalu apa?kini ada aku,dia,dia,dan dia.siapa dia yang tampak dikejauhan?dengan muka penuh makna.dan kenapa dia tidak menatap tepat kedepan?tidak kulihat tawa di bibirku dan dia yang menatap kedepan.padahal ini adalah saatsaat yang biasanya kami lewati dengan tawa.ohh,aku terjerat.aku dan dia terpuruk dan terjatuh.tanpa dia yang menghilang ditutup bumi.aku hanya bisa menatap murka bingkai ini.dan disinilah akhir.

hanya aku.dia,dia,dan dia yang lain telah pudar,terhapus angin kota.aku disini,terendap bersama dia yang tertutup bumi,di ruang ini.aku tersadar,dan kembali kemasa dimana aku kini berdiri serta diam terpaku.tidak ada senyum namun tidak juga ada tangis.datar.

berbalik aku,hanya ada nada.

You Might Also Like

0 comments